Jumat, 08 Juli 2016

Animals Feeding in Kuntum Nursery

Bulan Juni lalu, kami dan komunitas kami melakukan field trip ke Kuntum Nursery. Sebetulnya ini adalah field trip yang mau dilakukan tahun lalu. Saat itu, anggota dalam komunitas kami hanya empat keluarga. Tetapi karena ada dua keluarga yang berhalangan, maka kami yang tersisa memutuskan mengunjungi Taman Safari. Nah, setelah ditunda satu tahun lebih, akhirnya kami jadi mengunjungi Kuntum di bulan Juni lalu.Dari delapan keluarga yang ada, hanya empat keluarga yang akhirnya bisa ikut.

Sebelum kami ke Kuntum, saya sempat menghubungi pihak Kuntum untuk menanyakan ketentuan untuk rombongan. Ternyata mereka mempunyai beberapa paket yang dapat diambil jika rombongan anak yang datang minimal 50 orang. Diantara 20 - 50 orang juga dilayani, tetapi akan ada tambahan biaya Rp 200.000,00. Sedang untuk rombongan yang anak-anaknya dibawah 20 orang, disarankan datang langsung dan membeli tiket di sana. Karena rombongan kami tidak sampai 20 anak, maka kami mengambil pilihan yang ketiga, datang dan membeli tiket langsung di tempat.
Atas: Papan nama Kuntum di depan perumahan Teras Air.
Bawah: Papan nama Kuntum di depan Kuntum.
Kuntum Nursery atau yang dikenal juga sebagai Kuntum farmfield merupakan kawasan agrowisata terpadu yang menggabungkan konsep nursery, tempat rekreasi, dan edukasi. Nursery di sini maksudnya adalah persemaian bibit-bibit tanaman, jadi Kuntum juga menjual tanaman-tanaman. Ada banyak hal yang bisa dilakukan di sini. Tetapi yang jadi daya tarik utama bagi anak-anak adalah memberi makan binatang. Di sini juga bisa memanen loh. Memanen di sini maksudnya melakukan pemetikan berbagai buah dan sayur organik, seperti kangkung, bayam merah/hijau, pakcoy, kailan, selada, buncis, kacang panjang, jagung, ubi, jambu biji merah, cabe, dan sebagainya. Bagi bapak-bapak yang gemar memancing, di sini juga bisa memancing. Pihak Kuntum akan menyediakan kail dan umpan, kita membayar biaya sewa kail, dan setelah memancing, hasil ikannya dapat dibawa pulang dengan membayar tentunya. Bagi anak-anak SD atau SMP pun dapat belajar menyetek dan mencangkok tanaman buah (hasil stek/cangkok boleh dibawa pulang). Menarik bukan?
Daftar kegiatan dan biayanya.
Karena saat kunjungan kami adalah hari kedua puasa, maka untuk menghindari macet, kami janjian ketemu di Kuntum paling telat pukul 09.00. Berbeda dengan pengalaman kami ke Kuntum pertama kali, yang mengalami macet karena angkot yang mengetem, tak disangka perjalanan kali ini begitu lancar, daerah di sekitar jalan Raya Tajur pun tidak ada angkot yang mengetem. Kami bahkan sampai di Kuntum sebelum Kuntum buka. Kami menunggu di mobil sebentar, dan begitu Kuntum dibuka, kami segera masuk ke dalam dan mencari toilet.
Tanaman-tanaman yang dijual.
Untuk masuk ke Kuntum, setiap pengunjung harus membeli tiket masuk. Harga tiket masuk adalah Rp 30.000,00. Dibilang mahal ya tidak mahal, tetapi dibilang murah, juga tidak semurah tempat lainnya. Tetapi berdasarkan pengalaman kami dahulu, harga tiket masuk termasuk ok. Sambil menunggu teman-teman yang lain, kami melihat-lihat ikan koi di bagian depan.
HTM Kuntum.
Di bagian depan terdapat kantin mini yang menjual cemilan-cemilan khas Bogor dan minuman ringan. Mereka menyediakan bangku dan meja untuk duduk. Di sisi lainnya Kuntum menyediakan beberapa tanaman hias dan kerajinan-kerajinan tangan yang dapat dibeli.
Tanaman hias yang dijual. Cantik ya warnanya.
Kerajinan tangan yang dijual.
Atas: bumbu-bumbu, telor bebek, dan telor ayam kampung. Bawah: Pelet ikan.
Tak lama kemudian, satu keluarga datang lagi. Kami membeli pakan ikan yang dijual seharga Rp 5.000,00. Anak-anak semangat memberi makan ikan koi yang ada di depan. Ikan koi yang berjalan-jalan berenang mengejar makanan terlihat seperti pemandangan yang indah. Tidak heran banyak orang yang suka memelihara ikan koi di rumah. Jadi pemandangan yang indah soalnya. Satu keluarga datang lagi, dan kami tinggal menunggu satu keluarga lagi. Sambil menunggu, kami melihat beberapa rombongan sekolah mulai datang. Akhirnya kami memutuskan untuk masuk terlebih dahulu sebelum semakin ramai.
Ikan koi yang berkumpul mengerubuti makanan.
Kami menunjukkan tiket kami kepada petugas yang menjaga di pintu masuk. Sambil berjalan menuju bagian dalam, kami melihat beberapa ikan yang ada di situ. Ada ikan lele, ikan patin, dan satu lagi ikan Alligator Spatula. Ikan patin dan ikan lele rasanya semua orang sudah tahu. Tetapi yang cukup menarik untuk saya adalah ikan Alligator Spatula.

Ikan alligator spatula disebut juga ikan Alligator Gar. Ikan ini disebut sebagai alligator karena bentuk fisiknya, terutama kepalanya yang mirip alligator (buaya) dengan rahang yang panjang dan memiliki dua barisan gigi yang tajam di rahang atas. Ikan ini termasuk dalam kategori ikan purba yang hidup sejak 100 juta tahun yang lalu dan tidak mengalami perubahan bentuk yang berarti sampai saat ini. Panjangnya dapat mencapai 1,8 m dengan berat tubuh 45 kg. Ikan Alligator berasal dari Amerika Serikat bagian selatan, utara dan timur Mexico. Makanannya adalah ikan yang lebih kecil, crustaceae, kura-kura, dan mamalia kecil. Dan sama seperti buaya, ikan ini bisa diam tak bergerak, dan saat mengintai mangsa dia dapat menyergap mangsa dengan kecepatan yang sangat mengejutkan. Dan dengan bantuan ekornya yang kuat, ikan ini dapat lompat hingga ketinggian 5m di atas air untuk menangkap mangsa yang bergelantungan di dahan yang rendah, lalu menariknya ke dalam air. Seperti buaya bukan?
Ikan Alligator Gar yang masih kecil.
Info tentang ikan Patin Siam
Info tentang ikan lele.
Setelah puas melihat ikan di bagian depan, kami masuk ke dalam ruangan. Di situ disediakan topi caping atau topi pak tani yang dapat dipakai selama kita berada di dalam Kuntum. Topi ini sangat menolong kita saat di sana, karena semakin siang semakin panas dan terik sinar matahari. 

Hewan pertama yang kami temui adalah kelinci dalam kandang di dekat kambing. Kelinci-kelinci ini begitu menggemaskan. Di sampingnya terdapat sekumpulan anak kambing yang dapat diberi susu. Kami membeli susu untuk anak kambing. Lucu melihat tingkah kambing-kambing ini. Mereka begitu bersemangat untuk minum susu dari dot, tapi minumnya berceceran. 
Sun bathing dulu ah....
Memberi susu ke anak kambing.
Di depan anak-anak kambing ini terdapat kambing yang cukup besar. Kambing-kambing ini dapat diberi makan juga. Cuma berdasarkan pengalaman yang lalu, anak-anak hanya memberi sedikit makanan kepada kambing-kambing ini, kemudian mama-mamanya yang dikerjain untuk memberi makan kambing. Jadi kami memutuskan untuk masuk ke dalam rumah tempat kelinci dan marmut berada. Sayangnya saat kami datang, area kelinci sedang direnovasi. Tapi jangan kuatir. Sebagian kelinci diletakkan bersama marmut. 
Ini kambing yang agak gedean dan induknya.
Penyemprotan untuk membunuh bakteri dan virus yang berada di area Kuntum. 
Salah satu kebahagiaan datang ke Kuntum pagi-pagi adalah hewan-hewan ini belum terlalu kenyang, bahkan dapat dikatakan lapar. Pengalaman kami, waktu pertama kali ke Kuntum, kelinci-kelinci ini tidak mau makan karena sudah kekenyangan. Kali ini mereka bahkan mencari kami untuk memberi makan. Guinea pig atau marmut di situ juga sibuk mengerumuni makanan yang diberikan. Setelah puas memberi makan, kami keluar. Di bagian luar juga ada hamster dan hedgehog yang berada di dalam kandang. Untuk mengetahui perbedaan kelinci, guinea pig, hamster, dan hedgehog, silakan buka link ini ya.
Marmut di pagi hari, rebutan makanan. Masih lapar ya?
Atas: hamster. Bawah: Hedgehog
Close up hedgehog oleh papa. So cute :)
Aktivitas berikutnya adalah memberi susu anak sapi. Anak-anak dengan semangat berjalan menuju kandang sapi. Yang tidak tahan adalah mama-mamanya, bau di sekitar kandang sapi sungguh luar biasa:D
Botol susunya besar ya.
Anak sapi yang sedang berjemur. 
Sapi yang lebih besar, sapi-sapi yang ini tidak boleh diberi makan atau susu oleh pengunjung.
Setelah acara memberi susu selesai, anak-anak mencuci tangan mereka. Dan sambil menanti satu keluarga lagi yang belum tiba, kami berjalan perlahan menuju area unggas. Tujuannya adalah melihat unggas dan memberi makan unggas-unggas ini.
Bebek
Kumpulan angsa-angsa, jadi ingat swan lake
Merpati ekor kipas.
Angsa yang sedang mengerami telurnya.
Salah satu ayam yang menarik perhatian adalah ayam Arab Silver. Saya pikir aslinya dari Arab, tetapi ternyata asal ayam ini adalah dari Belgia. Lalu kenapa disebut ayam Arab? Ternyata ayam ini konon datang ke Indonesia karena dibawa oleh TKI yang pulang dari Arab. Ditambah pula bulu bagian atas yang berwarna putih membuat ayam ini dari jauh seperti memakai jilbab. Maka ayam ini terkenal dengan sebutan ayam Arab Silver.
Keterangan tentang ayam Arab Silver.
Lihat bagian atasnya yang putih.
Mencari makanan dulu ah....
Yang ditengah-tengah itu tempat untuk mereka minum ya
Kami berjalan kembali mengikuti jalan yang ada. Di sebelah kiri kami merupakan area pemanenan. Karena males bentrok dengan anak-anak sekolahan, kami tidak mengikuti aktivitas memanen. Mungkin kalau anak-anak sudah SD kali ya, sekalian belajar menyetek dan mencangkok. 
Area pemanenan
Area nursery.
Tujuan berikutnya adalah naik kuda (yang sudah ditunggu-tunggu oleh anak-anak). Sayangnya kuda masih dimandikan dan dipakaikan sepatu. Alhasil, duduklah kami di pendapa sambil mengadem. Tak berapa lama kemudian, datanglah satu keluarga lagi. Dan lengkaplah tim yang ada hari ini. Setelah petugas yang ada memberi tahu kami bahwa kuda-kuda tersebut siap untuk dinaiki, anak-anak langsung berjalan menuju area menaiki kuda.
Setelah dimandikan, kudanya pakai sepatu dulu ya. 
Istal tempat kuda beristirahat.
Ini yang ditunggu-tunggu anak-anak... menunggang kuda. Sayangnya satu anggota lagi sudah mengantuk.
Formasi lengkap 4 keluarga hari ini, difoto oleh petugas di sana.
Ternyata ini pohon Ara dan buahnya
Selesai menunggang kuda, sebetulnya selesai sudah aktivitas kami di Kuntum hari ini. Tetapi anak-anak belum rela untuk pulang. Akhirnya kami kembali ke area kelinci dan marmut. Kami melewati ayam ketawa. Ayam ketawa berasal dari Sulawesi Selatan. Di tempat asalnya, ayam ini disebut manu gagap alias ayam gagap. Nah, karena suara akhir kokoknya yang terputus-putus begitu khas dan terdengar seperti orang yang sedang tertawa, maka sebagian orang menyebutnya ayam ketawa. Konon, ayam ini dianggap sebagai ayam pembawa keberuntungan dan dahulu hanya dimiliki oleh para bangsawan keraton Bugis. Jadi yang punya hanya orang-orang berstatus sosial yang tinggi.
Ayam ketawa yang tidak mau ketawa. Hiks
Tempat pengomposan, bisa jadi pupuk.
Sampai di rumah kelinci, kakak masih ingin memberi susu anak kambing. Sayangnya kali ini anak-anak kambing ini kekenyangan, mereka jual mahal dan berkumpul di ujung. Berhubung mama-mamanya gak mau rugi, kami memberi susu ke kambing-kambing yang agak besar. Nah, kambing-kambing ini kelaparan. Jadi mereka rebutan susu.
Atas: marmut. Bawah: kelinci.
Anak kambing yang agak besar mau juga kok diberi susu.
Ups...ketangkep basah lagi pipis =D
Domba-domba.
Keterangan tentang Sugar Glider.


Sugar glider yang saling bertumpukan.
Tiba-tiba adik teringat kalau kami belum memberi makan sapi yang besar. Memang pas tadi pagi kami datang, rumputnya belum tersedia. Karena sekarang sudah ada, maka kami pun membeli 1 ikat terlebih dahulu untuk anak-anak dan teman-temannya. Saat kami memberi makan sapi, ada dua orang anak yang juga sedang akan memberi makan sapi. Karena mereka sudah bosan, ibunya membeli dua ikat, maka anak tersebut memberikan rumput yang satu ikat tersebut kepada Duo Lynns. Terimakasih ya kakak. Duo Lynns segera membagikan dengan teman-temannya. Kami pun membeli satu ikat lagi. Jadi total ada 3 ikat yang diberikan untuk sapi-sapi ini. Dan sapi-sapi ini tetap semangat memakan rumput-rumput itu. Selesai memberi makan sapi, anak-anak kembali mencuci tangan mereka.
Adik memberi makan sapi. Pegang rumputnya di bagian bawah ya,supaya tidak kesusupan.
Bajing kelapa.
Makan dulu ya, pengunjung....
Pose dulu ah buat difoto.
Keterangan tentang Bajing Kelapa.
Montoknya kelinci ini =D
Selesai sudah acara kami di Kuntum. Berdasarkan pengalaman kami mengunjungi Kuntum, memang sebaiknya datanglah di pagi hari, saat rombongan sekolah belum banyak. Kalau sudah ramai dengan rombongan sekolah, memberi makan hewan-hewan ini bisa jadi lama dan terkadang hewan-hewan ini tidak mau makan lagi. Jika berkunjung saat bulan puasa, terutama di hari pertama atau kedua, sebaiknya bawa bekal sendiri. Cafe Teras Air yang berada di dekat situ tidak buka pada hari pertama dan hari kedua puasa. Sedangkan tempat makan di Bogor rata-rata bukanya siang menjelang sore.

Sementara satu keluarga masih melihat-lihat, dua keluarga yang lain harus segera pulang karena ada urusan. Kami pun tidak dapat lama-lama berada di sana. Papa juga harus bekerja lagi. Sampai juga Kuntum...
Tempat persemaian.
Berfoto sebelum pulang dan sudah kuyup.
Kuntum Nursery
Alamat: Jalan Raya Tajur no 291 Bogor.
Jam buka: Senin - Minggu, 08.00 - 18.00
Telepon: 0251- 8356752
Harga Tiket Masuk: Rp 30.000,00

Tidak ada komentar:

Posting Komentar