Senin, 06 Juni 2016

Popsicle Time


Apa sih popsicle? Popsicle itu seperti es loli. Saya pertama kali mendengar kata popsicle itu waktu hamil kakak dan baca buku What To Expect. Di situ tertulis popsicle adalah salah satu makanan yang disarankan untuk dimakan saat menunggu waktu melahirkan, karena manis dan menambah tenaga.

Suatu saat, saat komunitas homeschool kami kumpul pas natal, teman kami membuat popsicle untuk anak-anak. Duo Lynns, yang sudah belajar teori cara membuat popsicle dari Oso the Bear, tertarik dan senang makan popsicle-nya. Di rumah mereka minta untuk buat. Tetapi saya belum beli tempatnya.

Akhirnya pas liburan lebaran, bayangkanlah berapa lamanya itu, kami jalan-jalan ke IKEA Alam Sutra. Akhirnya kami membeli tempat untuk popsicle. Tapi setiap mau buat, mamanya males. Bukan apa-apa, saya males ngeluarin blender dan perabotan lainnya dan setelah itu mencucinya lagi. Akhirnya setelah beberapa lama, dan setelah si kakak mewawancarai teman saya mengenai cara membuat popsicle yang ada blueberry-nya, terwujudlah popsicle ini. Bahkan sempat dua kali membuat dalam jangka waktu 2 minggu.

Yang pertama adalah Popsicle yoghurt with papaya. Apa saja sih isinya?
1. Yoghurt, yang ada di rumah saat itu adalah yoghurt apricot.
2. Pepaya, potong agak kecil
3. Madu sedikit, sebagai tambahan supaya tidak terlalu asem. (Kakak asem mania, sedang adik tidak begitu doyan asem)

Cara membuatnya mudah kok.
- Blender semua jadi satu, kayak buat smoothies. (biasanya dulu membuat smoothies atau milk shake adalah aktivitas anak-anak saat masih lebih kecil).
- Setelah itu tuangkan ke dalam wadahnya.
- Isilah dibawah batas yang diberikan, supaya saat membeku, popsicle-nya tidak luber.

Setelah dituang, ternyata ada sisa (dan ini yang ditunggu-tunggu kakak). Jadi sisanya dimakan seperti smoothie. Hasil yang sudah dituang ke wadah adalah popsicle yang di sebelah kanan. Oya, untuk membuka popsicle dari wadahnya agak susah. Jadi kami menyiram bagian luarnya dengan sedikit air, supaya bagian dalamnya jadi tidak lengket dan bisa dibuka.

Dua minggu kemudian, kami membuat kembali popsicle versi mama males:D Kali ini yang kami buat adalah purplish popsicle. Bahannya adalah:
1. Buah naga merah sebanyak satu buah, potong agak kecil
2. Pisang yang sudah matang sebanyak dua buah, potong-potong
3. Jeruk manis sebanyak satu buah, peras dan ambil sarinya

Langkah-langkahnya:
1. Campurkan buah naga dan pisang yang sudah dipotong-potong ke dalam baskom atau wadah cekung, lalu hancurkan lumat buah-buah tersebut dengan penghancur kentang sampai halus.(kan saya sudah bilang versi males, supaya tidak repot cuci blender :D)
2. Masukkan sari jeruk, lalu aduk rata.
3. Tuang ke wadah sampai dibawah batas yang diberikan.
Sama seperti kemarin, sisanya dimakan begitu saja. Kakak sih senang-senang saja, adik malah minta pisang yang utuh dan buah naga yang utuh :P Hasil yang sudah beku adalah popsicle yang di sebelah kiri.
Atas: Tempat popsicle IKEA, Bawah: Potato Masher
Mudah sekali bukan? Pasti semua orang bisa dong buatnya? Ya iyalah. Tetapi dari urusan sesederhana ini, yang rasanya kok rada malu-maluin kalau diceritakan kepada banyak orang, bukan prestasi yang besar gituloh, banyak yang dapat dipelajari anak-anak. Yang pertama, mereka belajar mengoperasikan blender secara benar dan aman. Semua orang pasti bisa, tetapi mengoperasikan secara benar dan aman itu kan penting (buat saya).

Yang kedua, saat mereka menghaluskan buah-buahan, mereka belajar koordinasi antara tenaga dan tangan. Anak kecil biasanya akan semangat untuk urusan menghancurkan sesuatu, tetapi mereka harus mengendalikan tenaga mereka sehingga buah-buahan ini tidak muncrat kemana-mana.

Yang ketiga, saat mereka memeras jeruk, mereka melatih tangan dan jari mereka. Kalau jeruk peras yang kulitnya tipis kan memang mudah untuk diperas. Kalau yang kulit tebal, melatih emosi mereka juga loh karena susah diperas :D

Yang keempat, melatih kesabaran mereka. Namanya membuat sesuatu kan harus sabar. Dan jika si anak menumpahkan sesuatu, ini juga melatih kesabaran orang tuanya :P

Yang kelima, mereka belajar bahwa saat berurusan dengan makanan, tangan mereka harus dalam keadaan bersih. Dan setelah itu, mereka belajar untuk membersihkan kembali peralatan yang mereka gunakan (makanya saya tidak menggunakan blender lagi, kalau blender anak-anak belum diijinkan mencucinya) dan juga area yang mereka gunakan.

Bagaimana dengan rasa dari popsiclenya? Si kecil lebih suka yang purple, karena lebih manis walau tanpa madu. Kalau kakak? Dua-duanya enak :)




Tidak ada komentar:

Posting Komentar