Minggu, 26 Juni 2016

Mini Zoo di Dalam Mall

Bulan Juni merupakan bulan yang penuh dengan hiburan. Mengapa? Karena bulan Juni biasanya sekolah libur panjang. Jadi hampir semua mall, tempat rekreasi keluarga, dan tempat hiburan lainnya berlomba-lomba mengadakan acara untuk menarik pengunjung. Tentunya yang diuntungkan adalah pengunjung seperti saya.
pamflet Mini Zoo
Dari pertengahan bulan ini, dalam rangka libur sekolah dan bulan puasa, salah satu mall kesukaan Duo Lynns membuat acara-acara yang menarik untuk anak-anak. Salah satunya adalah Mini Zoo. Dari awal kami mengetahui ada Mini Zoo, kami kepikiran untuk ajak anak-anak ke sana. Hiburan untuk anak-anak, apalagi gratis. Rasanya buat emak-emak, kata gratis memberikan nilai tambah tersendiri. Tetapi karena kesibukan yang ada, maka rencana ini pun tertunda dan baru berhasil dilaksanakan di minggu ini. Itupun buru-buru. 

Mini Zoo diadakan di atrium lantai 1 Mall Artha Gading. Saat kami datang, pengunjungnya hanya tiga orang. Padahal kalau melihat foto teman-teman, biasanya penuh dengan orang. Mungkin karena kami datang dekat jam makan siang. Saat melihat binatang yang ada, mungkin dapat dikatakan mini pet show, karena yang ada hanyalah hewan-hewan yang biasa menjadi peliharaan. Adik bahkan bertanya kok tidak ada anak gajah kan katanya mini zoo. Tidak muat sayang:) Tetapi hewan memang selalu menjadi daya tarik bagi anak-anak kecil. Apalagi kalau diiming-imingi boleh memberi makan hewan.

Ternyata untuk memberi makan hewan, pengunjung harus berfoto di depan area Mini Zoo, lalu memasukkannya ke instagram. Berhubung kami tidak punya instagram (hari gini masih gak punya instagram, tidak apa-apa deh ya:P), kami meng-upload foto anak-anak ke Facebook. Setelah menunjukkan foto yang sudah di-upload, petugas meminta kami mengisi data anak dan memberi kami nomor yang dapat diberikan ke petugas yang berjaga di dekat hewan-hewan tersebut. Duo Lynns dengan semangat memberikan nomor tersebut. Petugas tersebut pun memberikan makanan kelinci kepada kami. 
Foto dengan pose tidak jelas di depan area Mini Zoo :D
Mini zoo terbagi menjadi dua bagian. Di sebelah kanan terdapat kelinci-kelinci yang dapat diberi makan. Dan di sebelah kiri terdapat hewan-hewan peliharaan lain yang dimasukkan ke dalam kandang. Duo Lynns memilih untuk masuk ke kandang kelinci dulu untuk diberi makan. Saya menemani dan papanya di luar kandang. Hm...rasanya ada yang salah. Saya tipe orang yang suka melihat binatang tetapi tidak mau disentuh binatang. Jadi untuk memberi makan binatang rasanya takut dijilat. Akhirnya papa yang masuk untuk menemani memberi makan kelinci, sementara saya di luar kandang untuk memfoto.
Atas: Kelinci-kelinci yang semangat menyambut setiap orang yang masuk. Bawah: tempat minum untuk kelinci. Lucu ya 
Bersyukurnya saya, si papa adalah tipe orang yang tidak takut hewan peliharaan. Dia dengan terampil memberi makan hewan. Sementara anak-anak sibuk menonton papanya. Setelah itu, mereka semangat memberi makan. Bahkan ada beberapa kelinci yang mendekati kakak. Kelinci sebetulnya makan sayur-sayuran seperti kangkung dan wortel. Tetapi kali ini makanan kelinci adalah pelet, mungkin supaya mall tidak kotor. Setelah puas melihat kelinci, anak-anak beranjak ke area sebelahnya, yaitu area hewan peliharaan yang di dalam kandang.
Kelincinya lapar dan semangat mendekati Duo Lynns dan papa.
Duo Lynns ingin melihat kucing terlebih dahulu. Ada dua ekor kucing yang besar. Tampangnya ngantuk dan teler sekali. Berhubung saya memang tidak begitu suka dengan kucing, karena nature-nya kucing kan liar, jadi saya mewanti-wanti anak-anak agar melihat saja, jangan memegang kucing-kucing tersebut. Saya takut anak-anak dicakar sama kucing. Kucing-kucing ini juga makan cat's food. Tempat makannya terbagi dua, satu untuk makanan dan satu  untuk air. 
Si kucing yang sudah teler
Setelah puas melihat kucing-kucing ini, anak-anak berpindah melihat ayam kate. Ayam kate, yang dikenal juga sebagai bantam, merupakan ayam yang mini dan kecil. Kalau ayam lain biasanya dipelihara untuk diternakkan, ayam kate lebih sering dijadikan ayam hias karena ukurannya yang kecil. Jadi tidak membutuhkan lahan yang luas. Bahkan telurnya pun mini. Disebut juga bantam karena orang-orang Eropa menemukan ayam ini di pelabuhan pulau Jawa yang bernama Bantam. Bisa ditebak dong Bantam ini terdengar seperti kata apa? Yup, Banten. Jadi memang awalnya banyak di daerah Banten. Makanan si ayam kate adalah jagung, bekatul, biji-bijian, beras merah ataupun gabah.

Setelah itu kami beranjak ke akuarium yang berisi kura-kura atau turtoise. Melihat kaki depannya, dan tipe cangkangnya, maka dapat dipastikan ini adalah kura-kura. Ingat kan perbedaan kura-kura dan penyu? Kalau penyu atau turtle, kakinya lebih pipih karena tinggal di air. Kalau kura-kura, karena sering main di darat, maka kakinya berkuku. 
Atas: Kura-kura. Bawah: Ayam Kate
Kami pun berpindah melihat kerangkeng yang berisi iguana. Kata kakak, mukanya nakutin. Dia tidak mau memeliharanya. Maklum, anak cewek kan sukanya peliharaan yang lucu-lucu. Iguana masih merupakan keluarga kadal (ordo squamata), yang berarti termasuk ke dalam reptilia juga. Iguana hidup di daerah tropis di Amerika Tengah, Amerika Selatan, Meksiko, dan Karibia. Menurut keterangan yang diberikan, genus iguana dideskripsikan pertama kali oleh seorang naturalis berkebangsaan Austria Josephus Nicolaus Laurenti pada tahun 1768. Panjangnya pun dapat mencapai 1,5 - 1,8 m (dari kepala sampai ke ekor ya). Iguana memiliki penglihatan yang baik dan bisa melihat bentuk, bayangan, warna dan gerakan pada jarak yang jauh. Mereka juga menggunakan matanya untuk berkomunikasi dengan anggota species yang sama. Iguana menggunakan matanya untuk menemukan makanan. Karena iguana ominivora, berarti iguana bisa makan daging ataupun tumbuh-tumbuhan. Tetapi jika memang ingin menjadikan iguana sebagai hewan peliharaan, lebih baik beri makan buah atau sayur.

Hanya sebentar anak-anak melihat iguana. Mereka lebih tertarik untuk melihat hamster. Hewan pengerat satu ini memang gampang menarik perhatian anak-anak. Apa lagi kalau masih bayi, bentuknya yang mungil begitu menggemaskan. Hamster sangat senang bermain-main, makanya kalau mampir ke pet shop, banyak sekali pernak-pernik untuk hamster seperti spinning wheel, pipa-pipa, dan sebagainya. Jika diamati, ekor hamster tidaklah panjang. Jadi tidak begitu geli melihatnya. Hamster termasuk hewan omnivora, yang artinya memakan segalanya. Sayangnya saat kami datang, hamster-hamster ini sedang tidur. Hanya ada satu yang sedang bermain sendiri. 
Atas: Iguana. Bawah: Hamster yang sedang tidur
Di dua sangkar berikutnya terdapat dua jenis burung. Yang pertama adalah burung parkit atau yang dikenal sebagai parakeet. Burung parkit masih merupakan sepupu dari burung kakak tua. Suaranya keras dan tajam. Habitat aslinya berasal dari Australia. Burung parkit adalah burung yang senang hidup berkelompok. Jadi jika ingin memelihara burung parkit sebaiknya jangan satu saja. Dan lebih baik lagi kalau tempatnya agak besar supaya tidak berantem. Dan burung parkit adalah burung yang sehat loh. Sukanya makan biji-bijian, sayur dan buah. 

Di samping si parkit, ada burung cinta atau love bird. Love bird masih termasuk keluarga besar parrot atau burung kakak tua, dengan genus agapornis (agape = love, ornis = bird). Burung ini termasuk sangat kecil. Panjangnya hanya 13 - 16 cm dan beratnya sekitar 40 - 60 gram. Love bird merupakan satu burung dari sembilan jenis species genus agapornis. Delapan dari species ini berasal dari Afrika, sementara species burung cinta kepala abu-abu berasal dari Madagaskar. Nama mereka berasal dari kelakuan umum mereka. Sepasang love bird yang sedang jatuh cinta akan duduk berdekatan dan saling menyayangi satu sama lain. Sifat pasangan burung cinta adalah monogami di alam bebas (burung aja tahu monogami). Makanan mereka pun kurang lebih sama seperti burung parkit dan kakak tua. Biasanya love bird dapat hidup rata-rata sampai usia 10 - 15 tahun.
Atas: Love Bird. Bawah: Parkit
Di  kandang berikutnya, kami melihat seekor hewan yang meringkuk. Saya mencoba membaca petunjuknya. Ternyata hewan yang meringkuk ini adalah sugar glider. Sugar glider adalah sejenis tupai pohon dengan ukuran badan kira-kira 24 sampai 30 cm dengan berat kurang lebih 140 gram untuk yang jantan dan 115 gram untuk yang betina. Nama latin dari sugar glider adalah petaurus breviceps. Hewan ini disebut sugar glider karena kesukaannya akan makanan manis seperti nektar, bee polen, dan buah-buahan dan kemampuannya untuk melayang (glide) di udara seperti tupai terbang. Sugar glider termasuk marsupialia, atau hewan berkantung, yang biasanya banyak di belantara Papua, Tasmania Australia, dan Papua New Guinea. Sugar glider merupakan hewan omnivora. Dan mungkin karena sukanya yang manis-manis, maka sugar glider termasuk hewan yang sangat hiper karena gula aktif. Sugar glider mempunyai jari-jari kaki yang besar pada kaki belakang yang berfungsi untuk membantu berpegangan lebih kuat pada cabang pohon.
Atas: Sugar glider yang sedang meringkuk. Bawah: Sugar glider kalau sedang merentangkan tangan dan kaki (factzoo.com)
Di salah satu kandang, terdapat tikus putih atau mus musculus. Semua rasanya tahu kalau tikus putih sering digunakan dalam banyak percobaan. Tetapi saya baru tahu bahwa tikus adalah binatang asli Asia, India, dan Eropa Barat. Tikus termasuk dalam keluarga rodentia atau hewan pengerat dan masih keluarga dengan hamster, gerbil, tupai. Tidak seperti hamster yang ekornya pendek, tikus putih yang lucu ini mempunyai ekor yang panjang. Selain itu, jangan tertipu dengan warna putihnya ya. Tikus putih lebih berbahaya dari tikus lainnya. Intinya, tikus ini tidak selucu Mickey Mouse. Dan karena kandungan gizi tikus lebih besar daripada katak, maka tikus menjadi makanan favorit reptilia. Tikus putih termasuk hewan herbivora, tetapi dalam kenyataannya tikus dapat beradaptasi dengan lingkungannya dan memakan apa saja yang bisa dimakan. Seperti tikus di luar negeri, makannya keju. Tetapi di Indonesia, tikus bisa makan sabun. Hehehe.

Disamping tikus putih, terdapat akuarium tertutup yang berisi predator tikus putih yaitu ular. Ular yang dipamerkan adalah ular pyton albino. Pyton albino, atau disebut juga pyton albino burma, merupakan salah satu dari lima ular terbesar di dunia. Ular ini berasal dari beragam variasi dari daerah tropis dan subtropis di selatan dan Asia tenggara. Selain sering ditemukan di dekat air dan kadang-kadang semi akuatik, mereka juga dapat ditemukan di pohon. Hewan ini tidak berbisa, sehingga sering menjadi hewan peliharaan. Tetapi jika terjadi salah yang fatal, terutama berurusan dengan makanan, maka ular ini akan menjadi buas. Cara dia membunuh mangsanya adalah dengan membelit si mangsa sampai tulangnya remuk dan mati. Yah, memang naturnya ular akan hidup secara liar. Katanya ular ini bisa mencapai panjang 9 meter. 
Atas: Tikus putih. Bawah: Ular Piton Albino
Saya segera menjauh dari ular deh, merinding lama-lama. Ular pyton albino merupakan hewan terakhir yang kami lihat di sayap kiri. Selanjutnya kami kembali ke sayap kanan melihat kumpulan marmut yang lucu-lucu. Saat saya membaca deskripsi di atas kumpulan guinea pig atau yang biasa dikenal marmut dan hedgehog yang biasa dikenal landak susu, disitu dituliskan marmot (marmota) merupakan hewat pengerat umumnya hidup di daerah pegunungan seperti Alpen atau Pirenia di Eropa, pegunungan Rocky atau Sierra Nevada di US dan Kanada bag utara. Marmot umumnya membuat sarang di bawah tanah dan berhibernasi selama musim dingin. Marmot termasuk hewan sosial dan berkomunikasi dengan siulan nyaring, terutama jika dalam bahaya. 

Hm...saya baru tahu tuh. Alhasil saya penasaran juga. Saat di rumah, saat saya iseng, saya coba searching mengenai marmot. Ternyata marmot dan guinea pig itu berbeda, saudara-saudara. Marmot yang dideskripsikan di tulisan di atas adalah hewan pengerat sejenis tupai. Sedangkan guinea pig atau marmut (satu pakai o, satu lagi pakai u) adalah hewan pengerat yang sekeluarga dengan hamster. Eng ing eng....Salah dong antara hewan yang dipajang dengan tulisan di atasnya.
Atas: Marmut Indonesia yang nama bulenya guinea pig.
Bawah: Marmot yang hidup di pegunungan.
Guinea pig atau marmut mempunyai nama latin cavia porcellus. Guinea pig bukan keluarga babi dan bukan juga dari Guinea. Ada yang bilang disebut babi karena guinea pig menghabiskan waktu yang banyak untuk makan. Seingat saya, makanan guinea pig sama seperti kelinci, sayur-sayuran. 
Atas: Bayi Hedgehog. Bawah: Marmut dan Hedgehog yang lebih besar.
Disamping guinea pig juga terdapat hedgehog atau landak susu. Selama ini saya pikir hedgehog itu bayi landak. Ternyata mereka berbeda. Salah satu tokoh kartun yang terkenal dari hedgehog adalah Sonic. Tetapi berlawanan dengan Sonic yang luar biasa cepat, aslinya hedgehog termasuk hewan yang lambat. Dan jika hedgheog merasa dalam bahaya, hedgehog dapat menggulungkan badannya seperti bola. Biasanya predatornya akan takut. Hedgehog adalah hewan omnivora. Dan hedgehog juga dapat berhibernasi saat musim dingin. Hedgehog dapat dipegang dan jika memegangnya tepat,maka duri-durinya tidak akan menusuk tangan kita.
Atas: Landak, Bawah: Hedgehog yang lebih mungil dari landak.
Saat kami selesai melihat hewan-hewan ini, tiba-tiba anak-anak kecil mulai berdatangan dan keadaan mulai ramai. Tepat waktulah kami, tidak usah bersesak-sesakan untuk melihat hewan. Setelah itu kami mencuci tangan dan selesailah acara melihat Mini Zoo. Setelah saya hitung, total ada 13 hewan brbeda yang ada di situ. Oya, Mini Zoo ini akan terus ada di Mall Artha Gading sampai dengan tanggal 10 Juli 2016. Jadi bagi yang masih mau ke sana mengisi liburan dengan anak-anak, segeralah ke sana.

Di samping Mini Zoo juga ada counter untuk membeli tiket sirkus. Sirkus ini bertemakan Hanoman yang menjelajah atau berpetualang. Jadi kepikiran mau ajak anak-anak nonton sirkus. Pasti seru kan. Papa pun bertanya kepada petugas. Sayang petugasnya menjawab dengan seadanya dan gayanya seperti mati segan hidup tak mau. Tiket bervariasi antara Rp 75.000 sampai Rp 400.000. Karena pertunjukkan sirkus akan digelar sampai 17 Juli 2016, maka kami berpikir nanti-nanti lagi deh nanyanya. 
Russian Circus Hanoman The Dreamer.

Disclaimer: Artikel ini dibuat berdasarkan pengalaman pribadi penulis, tidak ada unsur promosi dan penulis bukan petugas pet shop ataupun karyawan mall yang bersangkutan.  


Tidak ada komentar:

Posting Komentar